BANDUNG, iNewsDumai.id - Prof. Popy Rufaidah, Guru Besar Marketing dan Manajemen Strategis FEB Unpad hadir sebagai pembicara di Forum Nasional Advance Training Badko HMI Jawa Barat. Adapun materi pokok yang disampaikannya dalam kesempatan kali ini adalah bagaimana ancaman dan peluang bangsa dalam menghadapi tantangan global.
Salah satu fokus isu pembahasan didalam forum adalah mengenai massifnya proses pertukaran budaya di pentas global. Proses pertukaran budaya ini di satu sisi merupakan sebuah peluang bagi kemajuan bangsa, namun disisi lain juga merupakan ancaman yang nyata untuk kedaulatan suatu bangsa itu. Budaya-budaya luar negeri yang kemudian masuk kedalam Negara Indonesia sudah seyogyanya harus tetap berdampingan dengan nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Akhir-akhir ini misalnya, berbagai isu internasional yang ramai dibicarakan oleh masyarakat dunia seputar IPOLEKBUDHANKAM turut menjadi momok ancaman bagi keutuhan bangsa. Oleh karena itu, sebagai ‘iron stock’, Mahasiswa Indonesia harus turut andil merumuskan kebijakan dalam rangka menjaga keutuhan Negara.
Secara komprehensif, pemahaman terkait isu-isu internasional yang kemudian menjelma menjadi isu-isu nasional harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai perspektif. Mulai dari kondisi geopolitik Internasional hingga menyentuh pertimbangan paling mendasar yaitu kondisi riil masyarakat Indonesia.
Untuk itu, perlu dilaksanakan beberapa hal untuk mengatur jalannya proses pertukaran budaya di konteks global setidak-tidaknya melakukan filtrasi budaya yang masuk ke dalam negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa masuknya budaya luar negeri ke Indonesia biasanya melalui jalur ekonomi. Dalam suatu klausul kerja sama ekonomi dengan bangsa lain, kerap kita jumpai titipan penanaman nilai dari Negara tersebut. Untuk itu, dirasa penting bagi Negara untuk mampu hadir sebagai fasilitator dalam mengawal/melakukan filtrasi terhadap berbagai nilai yang masuk ke dalam negeri.
Prof Popy juga mengingatkan sebagai seorang Alumni HMI, bagaimana pentingnya Kader HMI mampu menempa diri untuk meningkatkan kualitasnya dalam rangka menjawab tantangan jaman di era Society 5.0 ini. Kedepan, diharapkan makin banyak pemuda/pemudi Indonesia yang memiliki ‘consern’ terhadap berbagai ancaman kedaulatan bangsa.
Editor : Kholid Hidayat