DUMAI, iNewsDumai.Id - Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ngorok yang sudah terjadi di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau bersama pemerintah setempat melakukan investigasi penyebab penularan kasus tersebut.
Dilansir dari mediacenter.riau.go.id, Riau Herman, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), mengatakan melalui Direktur Kesehatan Hewan Faralinda Sari, sejauh ini telah ditemukan 3
0 ekor hewan di Rohul, di mana 88 di antaranya mati secara brutal dan 26 mati.
Saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan di tempat ditemukannya sapi yang terjangkit penyakit ngorok, yakni di Kelurahan Rambah dan Bangun Purba di Kabupaten Rohul.
Faralinda mengatakan "Tim sudah kelokasi untuk melakukan investigasi, hasilnya didapat beberapa kesimpulan yang diduga menjadi penyebab penyebaran penyakit ngorok di Rohul,"
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei, mereka tidak membawa sapi baru dari daerah yang tidak ditemukan berdasarkan pengakuan dari para peternak. Oleh karena itu, pihaknya menduga penyebab penyebaran penyakit dengkuran mungkin karena perpindahan orang dari daerah terbuka.
Faralinda menjelaskan "Bisa saja virus tersebut dibawa oleh orang yang datang ke Rohul, seperti kendaraan mereka menginjak virus kemudian terbawa hingga ke Rohul. Karena daerah di Rohul yang terpapar itu merupakan daerah wisata, dan arus lalu lintas orangnya cukup tinggi,"
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dihebohkan dengan penemuan tak terduga jenis kerbau mati. Ratusan kerbau mati karena ngorok atau Sepricemia Epizootica (SE).
Dalam penutupnya, Faralinda mengatakan "Kami baru dapat laporan hewan ternak mati di Rohul. Penyebabnya sama dengan yang di Kabupaten Kampar, kena SE atau sapi ngorok,".
Editor : Kholid Hidayat