DUMAI, iNewsDumai.id - Kilang minyak PT. Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai meledak membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah, dan tak hanya itu sejumlah rumah warga juga mengalami beberapa kerusakan akibat kuatnya suara ledakan, pada sabtu malam (01/04/2023).
Mhd. Nofrizal Gunawan P selaku Ketua Koordinator Wilayah FL2MI (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia ) Riau-Kepri yang juga putra daerah Dumai, tidak jauh dari kejadian merasa kaget atas ledakan yang terjadi.
"Saya menyesalkan dari pihak PT. Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai yang lalai terhadap keamanan dan seolah tidak belajar dari beberapa kesalahan yang terjadi, sehingga kembali mengalami kebakaran kilang minyak. Hal ini menunjukkan bahwa jajaran Pimpinan Direksi dan Komisaris yang dipimpin Dirut Nicke Widyawati dan Komut Basuki Tjahaja purnama tidak mampu untuk menjaga keamanan fasilitas Pertamina," jelas Ketua Koordinator Wilayah FL2MI Riau-Kepri yang sering disapa Nofri.
"Padahal Dari 2021 sudah ada 7 kali aset Pertamina yang mengalami kebakaran yaitu, Kilang Balongan terbakar pada 29 Maret 2021, Kilang Cilacap terbakar pada 11 Juni 2021, kemudian terbakar lagi pada 13 November 2021. Kilang minyak Balikpapan terbakar pada 4 Maret 2022, kemudian terbakar lagi pada 15 Mei 2022. Depo Pertamina Plumpang terbakar pada 3 Maret 2023, lalu pada awal April 2023 kilang minyak Pertamina di Kota Dumai meledak dan terbakar," jelas Nofrizal secara tegas kepada awak media iNewsDumai.id.
Nofrizal menyebut kebakaran yang terus terjadi menunjukkan lemahnya sistem keamanan pada aset dan fasilitas Pertamina. Pertamina lemah dalam menjalankan aspek Health, Safety, Security, dan Environment (HSSE), padahal aset-aset Pertamina merupakan aset yang strategis dan mempunyai risiko tinggi.
"Kami dari Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) Riau-Kepri akan mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti secara tegas, serta mengevaluasi dan memperbaiki seluruh fasilitas yang ada didalam PT. Kilang Pertamina Internasional RU II Dumai agar tidak terjadi kekhawatiran lagi, dan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada masyarakat sekitar yang terdampak," tutupnya.
Editor : Ari Susanto