DUMAI, iNewsDumai.Id - Sejumlah daerah terdeteksi dilalui oleh segmen Sesar Cimandiri, episentrum pergerakan tanah yang memicu gempa Cianjur, kemarin. Simak daftar lengkapnya berikut.
Gempa bumi dengan Magnitudo 5,6 yang berpusat di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11), dipicu pergeseran sesar Cimandiri. Ratusan orang dilaporkan jadi korban jiwa.
Eddy Zulkarnaini Gaffar, peneliti Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam studinya 'Deformasi Kerak Bumi Segmen-Segmen Sesar Cimandiri' (2006) mengungkapkan Sesar Cimandiri terdiri dari beberapa segmen.
"Penelitian terinci daerah sesar Cimandiri muara sungai Citarik yang merupakan bukti tektonik yang paling muda dan interpretasi foto udara daerah Pelabuhan Ratu sampai Padalarang. Interpretasi Foto Udara digunakan untuk penentuan kelurusan zona sesar Cimandiri," ucapnya, dikutip dari situs LIPI, yang kini jadi bagian BRIN.
"Sesar Cimandiri dapat dibagi menjadi beberapa segmen mulai dari Pelabuhan Ratu (Banten) sampai Padalarang (Kab. Bandung Barat)," lanjut dia.
Segmen-segmen sesar Cimandiri tersebut adalah segmen sesar Cimandiri Pelabuhan Ratu (Banten)-Citarik (Sukabumi), Citarik Cadasmalang (Sukabumi), Ciceureum-Cirampo (Sukabumi), Cirampo-Pangleseran (Sukabumi), Pangleseran (Sukabumi)-Cibeber (Cianjur), dan beberapa segmen Cibeber sampai Padalarang (Kab. Bandung Barat).
"Serta segmen Padalarang Tangkuban Perahu yang dapat diamati sebagai lembah sungai yang berarah hampir timur-barat dan membelok ke arah timur laut mulai dari Cibeber ke arah timur," kata Eddy.
Analisa struktur geologi pun memperlihatkan bahwa ada beberapa gaya kompresi, yaitu berarah U3l 2°T, U28°T dan U72°T.
Eddy juga mengungkap Sesar Cimandiri berpotongan dengan sesar lain. Sesar yang berarah barat-timur dipotong oleh sesar yang berarah timur laut-barat daya. Sesar yang berarah timur laut-barat daya tersebut merupakan lajur sesar yang berumur relatif lebih muda dari sesar utama Cimahdiri.
Di antara lajur sesar yang berarah timur laut-barat daya adalah lajur sesar Citarik yang kemungkinan menerus sampai ke wilayah Bogor dan Jakarta.
Di samping itu, lajur sesar Cibadak melalui lokasi daerah longsor Warungkiara menerus sampai kota Cibadak dan desa Nagrak yang pernah dilanda gempa pada 2002.
"Apabila terjadi gempabumi pada lajur sesar ini akan merusak daerah yang labil tersebut," ungkap dia.
Dalam penelitian terpisah, Muhammad Adis S. W. pada 2018, Sesar Cimandiri telah menyebabkan beberapa gempabumi seperti Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Conggeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982) dan Gempa Sukabumi (2001).
"Meskipun telah terjadi banyak gempa di sekitar Sesar Cimandiri ini tetapi karakteristik dari sesar ini masih menjadi perdebatan ahli kebumian," kata dia dalam jurnal yang diterbitkan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Editor : Kholid Hidayat