JAKARTA, iNewsDumai.id - Lembaga survei politik Puspoll Indonesia menilai langkah mantan Ketua Umum PB HMI Anas Urbaningrum terjun kembali ke politik tepat dan sejalan dengan demokrasi. Anas Urbaningrum memiliki jejaring sosial dan politik sangat luas yang telah dibangun sejak menjadi aktivis.
Direktur Program Puspoll Indonesia Chamad Hojin mengatakan salah satu kunci kemenangan Partai Demokrat 2009 adalah Anas Urbaningrum. Saat itu Anas menjabat Ketua Bidang Politik dan setelah itu menjadi Ketua Umum Partai Demokrat termuda partai pemenang pemilu. " Jejaring dan mesin organisasi Anas efektif memenangkan partai. Nah aset jejaring ini sangat tepat dikonsolidasikan lagi untuk partai barunya" ujar Hojin saat dihubungi Inews.Id kemarin.
Pada pekan ini, Partai Kebangkitan Nusantara ( PKN) akan menggelar Munaslub dengan agenda tunggal pengalihan ketua umum Gede Pasek ke Anas Urbaningrum. Gede Pasek mengatakan usai Anas bebas murni maka aktivitas partai akan diserahkan kepada mantan anggota KPU tersebut.
Lebih lanjut Hojin mengatakan Anas akan memiliki tantangan tersendiri saat memimpin PKN dalam pemilu 2024. Dalam waktu kurang 8 bulan Anas harus cepat konsolidasi menyiapkan bakal caleg agar PKN lolos ambang batas 4 %. Sebab dalam berbagai survei, termasuk survei internal Puspoll Indonesia, elektabilitas PKN masih dibawah 2%.
Anas juga harus menggaet tokoh-tokoh politik nasional lainnya jika ingin PKN bisa berkembang menjadi partai besar di masa yang akan datang. " Ini tugas berat dan waktunya makin sempit. Tapi mestinya dengan jam terbang selama ini di dunia politik Anas mampu berkonsolidasi," ujar Hojin.
Nantinya PkN dibawah kendali Anas juga akan menjadi ujian dan bukti seberapa efektif jejaring Anas yang selama ini memiliki loyalis solid.
Hojin mengungkapkan pengalaman sejumlah tokoh politik dunia dan nasional yang pernah dimatikan kariernya atau dibonsai oleh lawan politik itu banyak. Namun, tidak sedikit pula tokoh tersebut bisa kembali ke panggung politik bahkan meraih kemenangan dan memimpin negeri tersebut. Pakistan ada Benazir Bhutto, Malaysia ada Anwar Ibrahim dan dAfrika ada Nelson Mandela. Bahkan di dalam negeri ada Megawati Soekarnoputri. (*)
Editor : Kholid Hidayat
Artikel Terkait