Analisa struktur geologi pun memperlihatkan bahwa ada beberapa gaya kompresi, yaitu berarah U3l 2°T, U28°T dan U72°T.
Eddy juga mengungkap Sesar Cimandiri berpotongan dengan sesar lain. Sesar yang berarah barat-timur dipotong oleh sesar yang berarah timur laut-barat daya. Sesar yang berarah timur laut-barat daya tersebut merupakan lajur sesar yang berumur relatif lebih muda dari sesar utama Cimahdiri.
Di antara lajur sesar yang berarah timur laut-barat daya adalah lajur sesar Citarik yang kemungkinan menerus sampai ke wilayah Bogor dan Jakarta.
Di samping itu, lajur sesar Cibadak melalui lokasi daerah longsor Warungkiara menerus sampai kota Cibadak dan desa Nagrak yang pernah dilanda gempa pada 2002.
"Apabila terjadi gempabumi pada lajur sesar ini akan merusak daerah yang labil tersebut," ungkap dia.
Dalam penelitian terpisah, Muhammad Adis S. W. pada 2018, Sesar Cimandiri telah menyebabkan beberapa gempabumi seperti Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Conggeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982) dan Gempa Sukabumi (2001).
"Meskipun telah terjadi banyak gempa di sekitar Sesar Cimandiri ini tetapi karakteristik dari sesar ini masih menjadi perdebatan ahli kebumian," kata dia dalam jurnal yang diterbitkan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Editor : Kholid Hidayat
Artikel Terkait