Salah seorang siswa SD lainnya yang juga merupakan korban dugaan kekerasan oknum guru agama mengatakan, bahwa ia ditampar sebanyak 2 kali. Kejadian itu terjadi pada minggu pertama dan minggu berikutnya.
Selain ditampar, siswa SD itu mengaku dicubit di perut sebanyak 1 kali. Hal ini ia alami saat pelajaran agama karena tidak hapal hapalannya.
Hal ini menimbulkan trauma terhadap para siswa SD tersebut. Karena setelah kejadian kekerasan tersebut, si anak menjadi trauma untuk datang ke sekolah saat ada jam pelajaran agama.
Sementara untuk mengadukan perbuatan oknum guru agama ke orang tua, si anak tersebut takut. Sehingga kejadian dugaan kekerasan ini lambat diketahui oleh orang tua murid.
Lain pula lagi cerita dari seorang anak murid lainnya dugaan korban kekerasan dari Edi oknum guru agama tersebut.
"Gara-gara nggak mengerjakan PR saya ditarik oleh pak Edi (oknum guru agama), setelah itu saya ditumbuk 2 kali dibagian kening kanan abis itu saya dipukul dibagian pipi. Ramai kawan-kawan yang kena, sekitar 5 orang lebih,” ungkap anak tersebut.
Setelah dilakukan penelusuran soal dugaan tindak kekerasan dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh Edi oknum guru agama SDN 006 Bukit Kapur ini, para orang tua korban menginginkan agar Edi oknum guru agama tersebut dipindah tugaskan.
“Cukuplah anak-anak kami yang menjadi korban dari tindak kekerasan beliau, jangan sampai ada anak-anak lainnya yang menjadi korban di waktu-waktu berikut nya,” ujar orang tua korban.
"Kami menyerahkan anak kami untuk dididik disekolah agar anak kami pintar, bukan untuk mendapatkan tindak kekerasan dari oknum guru tersebut," tambahnya.
“Kami minta agar guru agama tersebut diganti yang bagus, jangan main tangan lagi. Silap-silap nanti dia maen tangan kita akan turun tangan lagi,” ucapnya.
Editor : Ari Susanto
Artikel Terkait