JAKARTA, iNewsDumai.id - Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi meminta masyarakat untuk mewaspadai dugaan penggelembungan suara partai tertentu yang naik secara tak wajar. Salah satunya keberadaan kertas suara pileg yang tak terpakai dan kertas suara daftar pemilih tambahan.
" Faktanya, tingkat partisipasi di pilpres dan pileg berbeda. Banyak pemilih datang ke TPS tapi hanya mencoblos pilpres tapi tidak mencoblos kertas suara lain. Kertas suara pileg yang tak terpakai ini bisa disalahgunakan oleh KPPS nakal," ujarnya menjawab pertanyaan netizen @Msmujab22 kemarin.
Mujab menanyakan ke prof @BurhanMuhtadi , apakah memungkinkan untuk melakukan injeksi suara dengan memainkan dan membuat angka partisipasi Pileg dan Pilpres itu sama? . Berdasarkan hasil QC Indikator, angka partisipasi Pilpres itu 82.57% sedangkan Pileg 78.27%?
Mujab dalam cuitannya mempertanyakan ledakan suara PSI dalam tiga hari.Bahkan dalam 2 jam nambah 19 ribu suara hanya dari 110 TPS saja.
Wartawan senior Goenawan Mohamad pun bingung atas kenaikan suara partai yang dipimpin putra Jokowi, Kaesang Pangarep.
"Saat ini, suara PSI dalam dua jam bertambah 19 ribu.@BurhanMuhtadi dan @saiful_mujani — bingung. Mungkin PSI adalah Partai Sim-salabim Indonesia," kata Goenawan Mohamad ke Direktur Indikator Politik Burhanudin Muhtadi dan Founder Saiful Mujani Research Center ( SMRC) Saiful Mujani dalam cuitan X, Sabtu (2/3).
Goenawan Mohamad mengungkapkan rasa keheranan dan kejanggalan atas lonjakan suara PSI. Bahkan dalam 2 jam sudah naik 19 ribu suara sementara partai lain stagnan Apalagi suaranya saat ini sudah lebih 3 %, padahal hasil quick count berbagai lembaga survei hanya 2,6 %.
Atas pertanyaan Goenawan Mohamad, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi mengatakan siap buka-bukaan data hasil C1 yang menjadi sample.
"Untuk mengujinya, kami akan bandingkan formulir C1 di TPS sample quick count kita dengan data KPU yg tersedia di Sirekap. Saatnya kita gunakan fungsi utama quick count, yakni mengontrol KPU," kata Burhan yang juga guru besar ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah membalas cuitan X wartawan senior Goenawan Mohamad.
Dalam tiga hari terakhir publik memang dikejutkan atas kenaikan suara PSI dalam sekejap. Padahal data sirekap KPU telah mencapai 65 %. Semestinya prosentase sudah stabil atau konstanm
"Saya tahu bro. Semakin banyak data masuk TPS ke sirekap, apalagi sampai di atas 50% maka semakin berat volatilitas suara akan terjadi. Normalnya begitu," kata Burhan menyanggah keberatan Ketua DPP PSI Dedek Prayudi dalam cuitan X juga.
Dedek Prayudi menyangkal anomali kenaikan suara PSI di tengah partai lain mengalami penurunan atau bahkan stagnan.
Sebagaimana hasil Quick Count Indikator Politik suara PSI 2,66%. Masih kurang jauh dari ambang batas parlemen 4% bahkan jika margin of error yang hanya 1 % tetap saja PSI tidak akan lolos dan melampaui ambang batas parlemen hingga 4%. (*)
Editor : Kholid Hidayat