DUMAI, iNewsDumai.id - Pesan berantai yang mengatasnamakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebar di aplikasi chat WhatsApp. Isi pesan tersebut di antaranya menyatakan bahwa terdapat zat berbahaya yang menyebabkan pengerasan otak pada beberapa merek minuman berbeda.
’’[WARNING], Tolong disebar luas kan. Mohon ijin info Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menginformasikan bahwa saat ini sedang ada wabah Pengerasan Otak (Kanker Otak), Diabetes dan Pengerasan Sumsum Tulang Belakang (Mematikan sumsum tulang belakang). Untuk itu, hindarilah minuman sbb,’’ begitu isi keterangan pesannya
Aldo Rinaldi membagikan pesan tersebut pada akun pribadinya di Facebook. Daftar 19 minuman yang harus dihindari untuk mencegah pengerasan otak. Informasi tersebut juga memuat nama-nama dokter dari beberapa rumah sakit.
’’Karena ke-19 minuman tsb mengandung ASPARTAME (lebih keras dr biang gula) racun yg menyebabkan diabetes, v otak, dan mematikan sumsum tulang,’’ tulis akun tersebut (cutt.ly/MinumanPengerasanOtak).
Dalam pelacakan, informasi telah berpindah berkali-kali dalam jangka waktu yang lama. Terpantau menyebar luas pada 2010, 2013, 2015 dan 2019. Kebisingan itu berulang kali terjadi, meski kemudian dijelaskan oleh berbagai kalangan. Termasuk kepengurusan IDI dengan nama instansi yang dilampirkan pada unduhan. Penolakan itu dilaporkan di beberapa media pada tahun 2010.
Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara melaporkan berita tersebut pada 18 Maret 2010. Ketua Pengurus IDI Dr. Prijo Sidipratomo saat itu menyatakan bahwa berita tersebut tidak datang dari IDI atau PB IDI.
’’Setiap pernyataan resmi dari PBIDI dikeluarkan secara tertulis dengan menggunakan kop surat resmi organisasi dan ditandatangani ketua umum atau sekretaris jenderal,’’ ujarnya. Anda dapat membacanya di cutt.ly/KlarifikasiIDI2010.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga dua kali mengeluarkan klarifikasi pada tahun 2010 dan 2014. Menurut Sekjen IDI, Badan POM menjelaskan bahwa IDI tidak pernah membuat pernyataan tentang aspartam.
Selain itu, aspartam diklasifikasikan sebagai aman berdasarkan keputusan Codex Booth 192-1995 Rev.10 2009. Codex Alimentarius Commission (CAC) adalah badan internasional yang didirikan oleh FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen dan memastikan perdagangan yang adil. Anda bisa membacanya di cutt.ly/BantanganPOM.
Tidak lama berselang, muncul kembali surat permohonan maaf atas nama Ismuhadi yang mengaku sebagai orang yang menyebarkan berita hoax tersebut. Dalam surat tersebut ia menegaskan bahwa broadcast yang disebarkan tersebut bukanlah berita yang benar bahkan menyesatkan.
Editor : Kholid Hidayat