Dumai, iNewsDumai.id - Sepanjang tahun 2022, Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Dumai telah menangani tujuh kasus pencabulan anak di bawah umur dan 19 kasus persetubuhan anak di bawah umur.
Kapolres Dumai AKBP Nurhadi Ismanto didampingi Kasat Reskrim Polres Dumai AKP Aris Gunadi, Rabu (31/8/2022) mengatakan "Maraknya kasus pencabulan dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Kota Dumai tersebut menunjukkan suatu bentuk penurunan nilai dan norma manusia".
"Kurangnya pengawasan orang tua maupun keluarga pada pergaulan anak baik pada dunia nyata maupun dunia maya, kesulitan ekonomi hingga putus sekolah menjadi sederet faktor utama maraknya kasus pencabulan dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Kota Dumai," ucap AKP Aris.
Ditambahkannya bahkan terdapat seorang anak di bawah umur yang merupakan penderita tuna rungu menjadi korban persetubuhan. Tak hanya itu, bahkan terdapat seorang anak yang masih berusia 12 tahun telah berani menjajakan diri secara online maupun offline.
"Hal ini harus menjadi perhatian kita semua dan kami mengimbau agar orang tua aktif mengawasi pergaulan anaknya, dan juga mengingatkan agar melakukan kontrol terhadap anak dalam menggunakan media sosial," jelasnya.
Polres Dumai juga mengajak Pemerintah Kota Dumai dan stakeholder terkait untuk bersama-sama bersinergi dalam mengatasi dan melakukan pencegahan serta pembinaan sehingga kasus pencabulan dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur tidak terjadi lagi.
"Tak henti-hentinya dihimbau dan diingatkan kepada seluruh orangtua, agar lebih waspada dan mengawasi pergaulan anak-anaknya baik pada dunia nyata maupun dunia maya," tambah AKP Aris sembari mengakhiri.
Editor : Ari Susanto
Artikel Terkait